Imam
Purwanto
2ID02
35414222
PERIKANAN BUDIDAYA KUNCI KEMANDIRIAN BANGSA
Indonesia, merupakan salah satu negara
bahari terbesar di dunia dan memiliki berbagai macam sumberdaya kelautan yang
sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumberdaya yang efektif dalam
pembangunan bangsa Indonesia. Fakta bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut
sekitar 3,1 juta km2 adalah sebuah ironi jika pemerintah tidak memberikan
perhatian yang memadai terhadap sektor ini. Selain itu, 22 persen dari total
penduduk Indonesia mendiami wilayah pesisir. Ini berarti bahwa daerah pesisir
merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi nasional melalui kegiatan
masyarakat seperti perikanan laut, perdagangan, budidaya perikanan
(aquakultur), transportasi, pariwisata, pengeboran minyak dan sebagainya.
Selama ini sektor kelautan belum
memberikan kontribusi yang optimal terhadap kegiatan pembangunan. Pada tahun 1997,
kontribusi sumber daya sektor kelautan (kontribusi kegiatan pembangunan
kelautan seperti perikanan, pertambangan dan energi, pariwisata bahari,
transportasi, dan lainnya) terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 12,4
persen (Rp 56 triliun). Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan potensi
pembangunan kelautan yang dimiliki. Dibandingkan dengan negara-negara seperti
Thailand, Korea Selatan, RRC, Jepang dan Denmark yang luas lautnya jauh lebih
kecil dari Indonesia kontribusi sekor kelautan mereka terhadap PDB-nya sudah di
atas 30 persen.
Potensi sumberdaya perikanan di
Indonesia masih melimpah dan belum dieksploitasi secara optimal. Potensi
lestari sumber daya perikanan laut mencapai 6,6 juta ton dan baru termanfaatkan
sekitar 60 persen. Lebih rinci, potensi sumber daya perikanan ini terdiri dari
ikan pelagis 3,5 juta ton/tahun, ikan demersal 2,5 juta ton/tahun, tuna 166,0
ribu ton/tahun, udang 69,0 ribu ton/ tahun, cakalang 275,0 ribu ton/tahun, dan
ikan karang 48,0 ribu ton/tahun. Sumbangan sektor perikanan terhadap sektor
pertanian adalah sekitar 10,3 persen per tahun dengan tingkat pertumbuhan yang
positif.
Jakarta, Perikanan budidaya merupakan
sub sektor yang bisa diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
baik pembudidaya maupun masyarakat di sekitar lingkungan budidaya. Selain
sebagai ketahanan pangan dan gizi, perikanan budidaya juga mendorong
peningkatan kesejahteraan dan perekonomian daerah. Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, untuk tetap menjadi andalan, perikanan
budidaya di tuntut untuk mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. Ia juga
mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya akan menjadikan perikanan budidaya
sebagai fokus pembangunan kelautan dan perikanan di tahun 2015. Bahkan ia
menambahkan perikanan budidaya ini bisa memiliki pasar tersendiri sehingga
mampu meningkatkan penjualan pembudidaya ikan di Indonesia. “Memang tiga hingga
empat bulan ini saya tidak menyentuh perikanan budidaya sama sekali, tapi kan
dari tahun 1995 saya sudah sering berkomentar tentang industri perikanan, walaupun
tidak memegang aquaculture,” kata Susi saat menjadi pembicara kunci pada acara
Outloook Perikanan Budidaya 2015 di Jakarta, Kamis (26/02). Menurutnya, dengan memfokuskan
perikanan budidaya maka masyarakat Indonesia mampu merubah gaya hidupnya ke
arah yang lebih sehat dan berkelanjutan. Pasalnya, dengan budidaya perikanan
maka hasil laut di Indonesia akan lebih terjaga populasinya.”Saya yakin pada
suatu saat, lifestyle masyarakat Indonesia akan berubah ke arah yang lebih
sehat dan berkelanjutan dengan adanya budidaya perikanan ini,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto. Saat memberikan paparan, ia
mengatakan bahwa saat ini perikanan budidaya harus menuju ke arah yang mandiri,
berdaya saing dan berkelanjutan. Dalam menghasilkan produk perikanan budidaya
yang berkualitas, pelaku sektor ini harus bisa mandiri tidak tergantung dari
pihak lain. Sehingga mampu bersaing di dalam negeri maupun pasar ekspor dan
juga tetap memperhatikan lingkungan atau ramah lingkungan. Terkait hal ini, KKP
telah menetapkan tiga arah kebijakan untuk mewujudkan budidaya perikanan yang
mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan. Tiga kebijakan tersebut adalah
penguatan sarana dan prasaran perikanan budidaya yang berbasis pada kemampuan
domestik. Berikutnya adalah peningkatan penerapan bisnis dan teknologi budidaya
yang super efisien, sehingga mampu bersaing di pasar. “Disamping itu juga
penerapan teknologi budidaya yang ramah lingkungan”, tambah Slamet.
0 komentar:
Posting Komentar