Sebuah Tanda Tanya
By : Gayatri Arum S
Perkenalkan
namaku Agatha Alfira Daputri, aku seorang cewe yang biasa-biasa saja, pendiam,
tapi kalo udah kenal aku pasti asik kok. Aku punya dua sahabat namanya Melisa
Dian Nurma Putri dia cantik, tinggi, baik, dan yang paling aku suka dari dia
adalah dia itu selalu ceria. Dan yang satu lagi namanya Ika Setiani Rahmawati,
kalo sahabat aku yang satu ini dia orangnya terlalu cuek, dan suka ngebully
temen-temen di kelas.
Saat
itu aku baru saja naik kekelas IX, semua siswa sedang berkumpul dilapangan
mengerubuti sebuah papan hitam yang akan menentukan kelas mana yang akan kami
dapatkan. Aku tengah sibuk mencari-cari namaku. Dari satu kertas ke kertas yang
lain. Sampai akhirnya kutemukan sebuah nama, nama yang tidak asing lagi bagiku.
Dikertas itu tertulis “ Kelas IX-1 urutan ke 5 Agatha Alfira Daputri “.
Kutelusuri seluruh deretan kelas IX dan akhirnya aku menemukan kelas baruku
itu. Aku memilih tempat duduk ditengah barisan dekat meja guru. Sat itu dikelas
masih sepi hanya ada beberapa orang saja dan satu pun tidak ada yang aku kenal.
Karna aku bosan didalam kelas, aku memutuskan untuk keluar kelas, aku bertemu
dengan teman sekelas ku dulu di kelas VIII namanya Ika Setiani
Rahmawati. “Ga, lo dikelas mana?” Tanya ika. “IX-1” jawabku. “gue duduk sama lo
ya?” seru ika. “oh yaudah” jawabku.
Bel
masuk sudah berbunyi. Seluruh siswa masuk kekelas masing-masing. Aku pun segera
kembali ke kelas. Hari pertama aku masuk kelas IX semuanya masih berjalan
seperti biasa. Jam pertama saat itu diisi dengan bimbingan wali kelasku Bapak
Anggoro, kami sangat serius memperhatikannya. Dan setelah itu diganti oleh
pelajaran B.indonesia dan ternyata gurunya adalah wali kelasku juga. “yah sama-sama
juga gurunya tadi ngapa make keluar itu Bapak ya?” seru ika. “mungkin bukunya
tertinggal” jawabku seadanya. Kami belajar dengan serius. “tetttt…tettttt” bel
istirahat pun berbunyi. Aku dan ika segera menuju kantin untuk membeli beberapa
makann ringan dan setelah itu kembali ke kelas. Sambil makan kami
bercanda-canda dan tidak sengaja seseorang di depan kami berbicara kepada aku
dan ika. “hey, nama gue dian” serunya sambil menyodorkan tangan. “hey, gue
arum” jawabku sambil bersalaman. “gue ika” timpal ika. Kami pun mengobrol
dengan asiknya. Bel pun sudah berbunyi kembali, menandakan pelajaran
selanjutnya akan segera dimulai. Pelajaran selanjutnya adalah B.inggris. Kami
diajarkan tentang announcement. Semuanya terlihat serius memperhatikan guru
yang sedang menerangkan, selanjutnya kami diajarkan advertisement. Saat sedang
asik belajar bel pergantian jam pun berbunyi. “yah, udh bel aja, padahal
gurunya asik tuh” gerutuku dalam hati. Pelajaran kali ini sangat membosankan
dan melelahkan yaitu IPS, karena gurunya hanya memberikan soal tetapi jawabnnya
sudah di berikan di buku cetak dan itu sangat banyak sekali jawabnnya. Tapi
akhirnya aku dapat menyelesaikannya juga. Dan tak terasabel pulang berbunyi.
Aku, Dian, dan Ika pulang bersama. Jarak dari sekolah ku menuju jaln raya
lumayan jauh. Dan itu kami jalani dengan terasa cepat karna kami selalu
bercanda-canda jadi tidak terasa capeknya. Saat dijalan raya kami terpisah. Aku
dan Dian seangkot, tetapi Ika tidak. Sesampainya dirumah aku sangat lelah. Aku
tertidur di kamar dan lupa ganti baju. Jam 5 sore aku baru dibangunkan oleh
ibuku. Aku langsung mandi dan solat kemudian aku mengerjakan pr.
Keesokan
harinya aku semangat sekali untuk bersekolah karna aku sudah mendapatkan teman
yang sangat asik dan baik. Saat aku datang, dian pun juga baru datang. “hey
dian” sapaku. “hey juga” jawab dian. Kami pun bareng bejalan menuju kelas. Di
kelas Ika sudah datang terlebih dahulu. Kami pun mengobrol hingga bel masuk
berbunyi. Semua pelajaran di hari ini aku lewati dengan penuh semangat.
Hari-hari tidak ada kata berpisah bagi aku, dian dan ika. Saat persahabatan ini
sudah setengah tahun berjalan ada yang aneh pada ika. Dia terlihat menjauh
kepada aku dan dian. Sampai-sampai saat di kelas pun aku dan ika hamper tidak
pernah bicara. Tiap aku tanya dia hanya diam dan memilih pergi. Aku pun semakin
bingung. Saat ini pun aku melihat dia selalu menyendiri dan tidak pernah
tertawa, bahkan senyumpun tidak. Sampai pada suatu saat aku dan dian
menghampirinya di kelas dan dia sedang sendirian. “ka, lo kenapa sih
akhir-akhir ini lo ngejauh gitu dari kita?” tanyaku agak tegas. Ika pun hanya
terdian dan ingin pergi. Dengan sigap aku tahan dia. “kalo emang gua ama aga
punya salah lo omongin ke kita jangan lo kaya gini!” seru dian agak kesal. “gue
udah gak mau berteman sama kalian berdua! ngerti lo? Jadi mulai sekarang jangan
deket-deket gue lagi” tegas ika. “oh, oke kalo itu mau lo, ayo yan kita pergi
aja dari sini”, jawabku. Aku dan dian pun menuju perpustakaan dan menceritakan
semua ini kepada mak ayu. Mak ayu adalah sebutan dari aku, dian dan ika untuk
penjaga perpus di sekolah ku. Aku, dian, dan ika sudah menganggap bu ayu
sebagai ibu kami sendiri. “Mak, ika berubah banget deh sekarang, tadi dia
bilang sama aku dan aga kalo dia udah gak mau temenan sama kita lagi” curhat
dian. Dan aku pun hanya diam mendengar curhatan dian dan memilih untuk membaca
novel. “mungkin ika lagi ada masalah kali jadi dia ngomongnya ngaco”jawab bu
ayu. “ah masak sih?”jawab dian sambil mengernyitkan kening.
Keesokan
harinya saat pelajaran kedua aku mencari ika. Aku celingak-celinguk di kelas
aku tak melihatnya. Saat istirahat aku dan dian sedang mengobrol. “yan, si ika
gak masuk ya?” tanyaku. “iya, kata bu ayu sih dia pindah” jawab dian. Saat itu
pun aku sangat yakin bahwa dia benar-benar tidak ingin berteman dengan aku dan
dian lagi. Hari-hari aku lewati bersama dian dengan penuh kesibukan. Dan
walaupun aku masih sakit hati dengan ika tapi sebagai sahabat yang sudah
bersamanya selama hampir satu tahun aku sangat merindukannya. Aku hampir saja
melupakannya karna kesibukanku untuk menghadapi UN. Saat itu aku pernah mencoba
menelfonnya tapi ternyata nomornya sudah tidak aktif lagi. Nomor rumahnya pun
juga sama.
Tanganku
panas dingin. Aku takut aku tidak lulus. Ku buka emailnya dan kucari namaku.
Dan ternyata aku lulus dengan nilai yang lumayan. Dian yang sedang sibuk
mencari disampingku berbicara padaku. “ ga, tolong cariin nama gue dong”seru
dian. “oke”jawabku. Aku telusuri seluruh nama yang ada dan kutemukan nama
sahabatku. Dia juga lulus tapi nilainya tidak mencukupi untuk masuk SMA negeri.
“yeaayy, akhirnya kita lulus juga ya ga” seru dian. “iya yan, eh kerumah gue
yu.”ajakku. Aku dan dian sampai dirumah dan ibuku ternyata sudah menungguku.
“Bu, aku lulus 34,45” seruku. Ibu ku pun memberiku ucapan selamat. Saat aku dan
dian sedang mengobrol di ruang tamu. Seseorang dari luar memanggilku, aku pun
keluar. Aku sangat kaget sekali. Karena yang datang adalah sahabatku ika. “yan,
ika dateng nih” seruku. Dian hanya diam. “masuk ka” ajakku.
Kami
sempat terdiam beberapa saat. Aku pun memulai pembicaraan. “lo kemana aja ka
selama ini? Ngilang gitu aja gaada kabar” tanyaku. “oke, gue akan jelasin
semuanya ke lo berdua, tapi sebelumnya gue minta maav karna gua ngilang gitu
aja kemaren. Waktu itu gua udah putus asa banget karna gua punya penyakit yang
gua ngerasa kalo hidup gua gabakal lama lagi. Akhirnya gua mutusin untuk pergi kesuatu
tempat untuk berobat disana dan akhirnya gua sembuh. Dan gua pengen sama kalian
lagi, kalian masih mau nerima gue kan ?” jelas ika. “oh jadi gitu, kenapa lo ga
bilng dari awal?” Tanya dian. “gua takut kalian gamau berteman sama gua lagi
kalo kalian tau gua penyakitan”seru ika. “kita ga kaya gitu kok, kita terima lo
apa adanya, semua manusia gak ada yang sempurna kan?” jawabku. “iya gua tau,
yaudah kalo gitu maafin gua ya, kalian masih mau kan sama gua lagi?”seru ika.
“pasti dong” jawabku dan dian.
Dan
akhirnya kami pun besahabat kembali. Aku, dian, ika akan selalu bersama. Setiap
hari kami lalui bertiga sampai mendapatkan dan menyelesaikan suatu masalah pun
bertiga.
0 komentar:
Posting Komentar