Nama : Imam Purwanto
1ID02
NPM : 35414222
Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
Nasib buruk penderitaan ini
karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir adalah jika
takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah
manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut.
Kehilangan orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan
keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
Kemiskinan , banyak orang yang
mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia
punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa
memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur
manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
Bencana, tidak ada seorang pun yang dapat
menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan
menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga.
Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.
Bentuk-Bentuk Kekalutan Mental
Psikopat
Psikopat adalah bentuk kekalutan
mental ditandai dengan tidak adanay pengorganisasian dan pengintegrasi pribadi.
Orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral dan selalu berkonflik
dengan norma-norma sosial dan hukum, kerna sepanjang hayatnya orang yang
bersangkutan hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral yang di
ciptakan oleh angan-angan sendiri. Psikose merupakan gangguan kejiwaan
(kelainan kepribadian) yang meliputi keseluruhan kepribadian (emosi,berpikir,
dan sebagainya) seseorang sehingga orang yang menderita tidak bisa lagi
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Secara teoritis
psikose terbagi dua golongan besar, yakni psikose fungsional dan psikose
organic. Psikose fungsional timbul disebabkan oleh aspek kejiwaan, sedang aspek
organic disebabkan kelainan pada aspek ketubuhan.
Sebab-sebab psikose fungsional :
1. Konstitusi pembawaan mental
dn jasmani yang herediter, diwarisi dari orang tua atau di generasi sebelumnya
yang psikotis.
2. Kebiasaan-kebiasaan mental
yang buruk sejak masa kanak-kanak.
Simptom-simptomnya antara lain
sebagai berikut :
1) Tingkah laku dan relasi
sosialnya selalu asosial,eksentrik (kegila-gilaan) dn kronis patologis.Tidak
memiliki kesadaraan sosial dan inteligensi-sosial.
2) Sikapnya aneh-aneh, sering
berbuat kasar, bertingkah laku kegila-gilaan, kurang ajar dan ganas.Sikapnya
selalunya tidak menyenangkan orang lain, dan selalu menyakitkan hati.
3) Pribadi yang tidak stabil.Penilainya terhadap
kehidupan dan sikap hidupnya selalu negatif.
4) Emosinya tidak matang, sering tanpa
perasaan.Dia selalu memakai makenisme rasionalisasi untuk membenarkan tingkah
lakunya yang kegila-gilaan.
Psikoneurosa (neurosa)
Psikoneurosa ialah sekelompok
reaksi psikis yang ditandai secara khas dengan unsur kecemasaan dan secara
tidak sadar ditampikan dengan penggunaan mekanisme pertahanan diri. Neurosa
adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsional pada pensyarafan dan termasuk
disintegrasi dari sebahagian kepribadianya.
Sebab timbulnya psikoneurosa
atau neurosa, ialah seperti berikut :
1) Tekanan-tekanan osial dan tekanan kultural
yang sangat kuat, yang menyebabkan ketakutan-kecemasan dan
ketegangan-ketegangan batin sendiri yang kronis berat sifatnya.
2) Individu mengalami banyak frustrasi,
konflik-konflik emosional dan konflik internal yang serius yang sudah dimulai
sejak masa kanak-kanak.
3) Individu sering tidak rasional sebab
sering memakai defence mechanism yang negatif dan lemah pertahanan diri secara
fizik dan mental.
4) Pribadinya sangat labil tidak imbang dan
kemauannya sangat lemah.
Maka dikelompokkan neurosa ialah
gejala-gejala psikis seperti berikut:
i. Hasteria
ii. Bentuk-bentuk disosiasi kepribadian
Fugue
Fugue merupakan kondisi amnesia
(kehilangan ingatan) dan ada kondisi disosiasi dengan lingkungan.Pasien
cenderung untuk melarikan diri secara fisik dan psikologis (dalam angan-angan
dan khyalanya) dari lingkungan.Ada usaha melupakan kenangan yang tidak menyenangkan,
dengan jalan menekannya kuat-kuat dalam ketaksadaran, karena semua
pikiran,perasaan dan kenangan dianggap sebagai pelanggaran terhadap martabat
egonya.Amnesianya berupa lupa sebahagian atau keseluruhan pada peristiwa dan
pengalaman yang berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa tahun lamannya.
Somnabulisme (tidur berjalan)
Si penderita tidur sambil
berjalan dan berbuat sesuatu, seperti dalam kedaan dalam mimpi
spiritistis.Selagi tidur itu individu melakukan kembali beberapa pengalaman
seperti dilakukan sewaktu jaga.Misalnya saja berjalan sambil tidur,
mengemudikan mobil, mengail, mandi, bermain-main dan lain-lain.Sebab
somnabulisme antara lain ialah shock-shock emosional yang belum terselesaikan,
hingga meninbulkan disosiasi.Lalu secara dramatis pengalaman tersebut diulangi
lagi dalam tido.
Multiple Personality (pribadi majemuk)
Ada kepecahan pribadi disebabkan
oleh satu kompleks kejiwaan berupa kebiasaan-kebiasaan, emosi-emosi, ide-ide,
kenangan-kenangan, harapan-harapan, dan lain-lain unsur kehidupan psikis yang
terkumpul menjadi satu totalitas dan menjadi satu kepribadiaan
komplit.Sedangkan kompleks lainya berupa harapan,kenangan, perasaan, kebiasaan
dan lain-lain yang menjadi satu kompleks
pribadian yang lain menjadi kompenan lawan dari kompleks-kejiwaan yang
pertama.Masing-masing pribadi (dua, tiga atau lebih) itu menjadi otonam,
berdiri sendiri secara berdampingan, berjejer atau berganti muncul.
Namun, mereka tidak berosasiasi
(berhubungan) satu sama lain. Sebab terjadinya multiple personality adalah
:
I. Terdapat predisposisi
kelemahan sistem syaraf, nerveusitas dan kecenderungan psikoneurotis.
II. Penderita pernah merasakan
kesusahan besar, kelelahan hebat, shock emosional kuat dan maladjustment.
III. Ada reprei dari beberapa
kecenderungan dan komplek kejiwaan yang berbeda, yang disynthesiskan ke dalam
konstelasi beberapa kepridadiaan yang masing-masing menjadi otonomi atau
doniman.
IV. Ada dorongan-dorongan
subvolutif (bagian dari kemauan) yang cenderung jadi otonom, mau berdiri
sendiri secara liar, berada diluar kesadaran dan di luar kontrol dari
kemauan.
V. Ambivalensi atau ambitendensi
(yaitu istilah lain dari pluralisasi atau multiple personality) itu disebabkan
oleh lemahnya kemauan, sehingga tidak dapat integrasi dari elemen-elemen
kepribadian, lalu menjadi perpecahan yang sangat dalam pada diri individu.
Psikastenia
Psikastenia merupakan gejala
pikoneurosa yang dibarengi kompulsi, obsesi, dan ketegangan-ketegangan fobik
(akibat fobia).Ada kecenderungan sangat kuat untuk berfikir ,merasa, berbuat,
akan tetapi pada saat yang sama semuanya dirasakan sebagai hal yang harus
ditolak, yang sia-sia belaka, tidak berguna, ketolol-tololan dan
irasional.Terdapat pula kelemahan mental, sehingga energi psikisnya berkurang
sekali.
Simptom-simptom yang sering kali
memberangi gejala psikastenia ialah sebagai berikut :
1. Fobia (phobia) Fobia adalah
ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional dan tidak bisa dikontrol
terhadap suatu situasi atau objek tertentu.Merupakan ketakutan khas yang
neurotis, sebagai simbol dan konflik-konflik neurotis, yang kemudian
menimbulkan ketakutan dan kecemasaan.
2. Simptom Obsesi Obsesi adalah
ideal-ideal atau emosi-emosi kuat yang terus menerus melekat dalam pikiran,
hati dan tidak mau hilang sungguhpun individu yang bersangkutan secara sadar
selalu berusaha untuk menghilangkannya.Biasanya ide-ide dan emosi tidak
menyenangkan, tidak rasional dan tidak patut akan tetapi tidak bisa dibendung
dan dilenyapkan.
3. Simptom Kompulsi Kompulsi
ialah tendens keinginan atau impuls yang tidak tertahankan atau tidak bisa
dicegah untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak bisa dikontrol dan tidak
bisa dikendalikan. Dan sewaktu melakukannya, bertentangan dengan kemauan yang
sadar.Kompulsi ini antara lain berupa mania (waham, kegilaan) untuk
terus-menerus mandi, dan memcuci tangan ticks, mengangguk-angguk sebelum
melewati pintu dan banyak lagi perbuatan yang di anggap kompulsi.
Ticks (gangguan berupa gerak wajah)
Ticks ialah macam-macam gerak
facial atau gerak wajah/muka seperti dipaksakan. Berupa gerakan-gerakan
pengejangan yang habitual dari suatu kelompok kecil otot-otot tertentu.
Misalnya mengedip-ngedipkan mata secara khas, menggigit-gigit atau ulas-ulas
bibir bahagian atas dengan lidah, mengerut-ngerutkan dahi, menggerak-gerakkan
kepala dan lain-lain. Ticks ini merupakan aktivitas yang disedari, jadi hanya
berlangsung pada saat orang tidak tidur, dan sadar benar.Ada kecenderungan kuat
untuk melakukan kebiasaan tersebut, dan individu yang bersangkutan menghayati
kenikmatan, kelegaan dan kepuasaan sewaktu melalukannya.
Hipokhondria
Hipokhondria ialah kondisi
kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis
(ziekelijke angst) terhadap kesehatan sendiri Individu yang bersangkutan
meyakini betul bahwa dirinya punya
penyakit yang serius. Setiap simptom kesakitan yangsekecil-kecilnya dirasakan
sebagi suatu bencana hebat dan bisa menyebabkan kematian bagi dirinya. Semua
ini disebabkan oleh banyaknya konflik-konflik intrapsikis yang sudah lama
mendera.
Bentuk-bentuk penderitaan
Bentuk dari penderitaan, dapat
berupa penderitaan lahir/fisik maupun penderitaan bathin/psikis. Dalam kedua
penderitaan tersebut dapat saling mempengaruhi, yaitu suatu penderitaan fisik
dapat menyebabkan penderitaan psikis, misalnya : ·
seseorang yang menderita sakit
parah dan sulit untuk disembuhkan dapat menyebabkan gangguan kejiwaan atau
mengalami stress. Sebaliknya, seseorang yang sedang mengalami kesedihan yang
mendalam, misalnya karena ditinggal mati orang yang sangat dicintainya, atau
ketakutan yang sangat, misalnya phobia tertentu, dapat mengalami gangguan
kesehatan fisik.
Dalam menerima suatu penderitaan
adalah subyektif bagi tiap individu. Hal ini tergantung pada tinggi rendahnya
toleransi individual, sehingga mengandung gradasi dalam penghayatannya. Hal-hal
yang dapat membuat seseorang menderita antara lain adalah siksaan dan kekalutan
mental. Bentuk-bentuk siksaan secara psikis adalah kebimbangan, kesepian dan
ketakutan. Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat
menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Kesepian adalah suatu rasa sepi
dalam dirinya atau jiwanya walaupun ia di lingkungan yang ramai. Ketakutan
merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
bathin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan dengan tidak pada tempatnya,
disebut sebagai phobia. Bentuk-bentuk phobia antara lain, claustrophobia (di
ruang tertutup), agora phobia (di tempat terbuka), gamang (di tempat tinggi),
kegelapan, kesakitan, kegagalan, dll.
0 komentar:
Posting Komentar