I.
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia pada
umumnya di Kota Jakarta yang merupakan ibukota negara Indonesia. Jakarta adalah
kota yang dikategorikan sebagai padat penduduk, banyak penduduk dari luar
jakarta yang menetap dan tinggal di Jakarta sebagai tujuan untuk mencari nafkah,
menuntut ilmu dan lain sebagainya.
Laju
pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar
dan padat sperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar
yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga diperlukan berbagai upaya
yang berkesinambungan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Indonesia
sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan penduduk terbesar nomor
empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang serupa.
Perkembangan
lingkungan pemukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya laju
pertumbuhan penduduk perkotaan. Dampak negatif urbanisasi yang telah
berlangsung selama ini disebabkan oleh tidak seimbangnya peluang untuk mencari
nafkah di daerah pedesaan dan perkotaan, sehingga memunculkan adanya tarik
menarik bagi masyarakat pedesaan, sementara latar belakang kemampuan para pendatang
sangat marjinal (Kirmanto, 2001).
Kedatangan
urbanisasi di Jakarta menimbulkan banyak permasalahan khususnya mengenai aspek
lingkungan. Tidak adanya keseimbangan alam dengan semakin bertambahnya penduduk
di Jakarta, akibatnya banyak lingkungan alam yang seharusnya dijaga dengan baik
beralih fungsi menjadi bangunan rumah, gedung, serta tempat untuk berbelanja.
Perubahan yang terjadi tidak di imbangi dengan solusi yang tepat untuk
mengatasi masalah-masalah di Jakarta.
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka
kepentingan akan penggunaan lahan di wilayah ini akan semakin beragam.
Keberagaman kepentingan bisa jadi akan menyebabkan terjadinya tumpang tindih
maupun kesemrawutan dalam penggunaannya. Apabila hal ini tidak cukup mendapat
perhatian di dalam usaha perencanaan maupun pengelolaannya akan menambah
tekanan terhadap lingkungan. Tekanan lingkungan yang melewati batas toleransi
akan berdampak pada kerusakan lingkungan dan pada gilirannya akan berdampak
kepada manusia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya (Suwedi, 2003).
Makalah ini akan membahas tentang apa saja yang
menjadi pengaruh dari perkembangan penduduk di Jakarta terhadap keseimbangan
lingkungan alam itu sendiri. Berikut ini merupakan pembahasannya.
II.
Pembahasan
Pembahasan mengenai
pengaruh perkembangan penduduk terhadap keseimbangan lingkungan diantaranya
yaitu:
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia.
Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti
semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat
transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak
bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan
CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan
gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida
belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari
pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan
penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah
kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain
sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk
menurunkan tingkat pencemaran udara.
2. Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa
air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena
itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup
serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi
kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang
meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Untuk menjaga ketersediaan air,
langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
1. Menghemat pemakaian air.
2. Memelihara tumbuh-tumbuhan di
sekitar kita yang berfungsi menyerap air.
3. Membuat sumur-sumur resapan.
4. Melestarikan danau, telaga,dan
waduk dan daerah resapannya.
3. Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk
mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana
penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan
pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana
kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun
areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap
sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan
lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
4. Pencemaran lingkungan
Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan
dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan
dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan
pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi
kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi,
diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan
benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang
tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah
longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan
tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan
penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang padat,
karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di
tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran
air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan
penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem.
III.
Kesimpulan
Solusi untuk menghindari perkembangan
penduduk bagi lingkungan :
·
Jangan membuang sumber daya alam secara sia-sia
dan gunakanlah dengan bijak dan sesuai keperluan dan kecukupannya.
·
Kurangi Lahan perindustrian dan lahan perumahan
yang sebenarnya ingin dibuat namun tidak jadi dibuat karena masalah biaya dan
masalah lainnya
·
Adanya Pembudidayaan Tanaman dengan
membudidayakan tanaman di tempat lahan yang tersedia
·
Adanya Penanaman pepohonan untuk menurunkan
tingkat pencemaran udara
·
Kurangi lahan perindustrian dan usahakan agar
tidak mencemari lingkungan.
·
Adanya sistem KB untuk mengurangi angka
kelahiran dengan motto dua anak lebih baik
·
Adanya Penanaman Kembali hutan yang diubah
menjadi lahan perkotaan agar terbebas dari Pencemaran udara.
https://dewikurniaherowati.wordpress.com/kelas-ix/3-3-perkembangan-penduduk-dan-dampaknya-bagi-lingkungan/
https://dewikurniaherowati.wordpress.com/kelas-ix/3-3-perkembangan-penduduk-dan-dampaknya-bagi-lingkungan/
0 komentar:
Posting Komentar